Istilah tersebut diambil dari bahasa Jawa yang biasa diucapkan dari percakapan non formal. Oleh sebab itu, Jokowi mengatakannya ketika berbicara santai, bukan saat memberikan pidato resmi.
Melansir berbagai sumber, pihak Istana Negara menjelaskan arti kata cawe-cawe yang dimaksud Jokowi dalam pernyataannya, yaitu:
1. Presiden ingin memastikan Pemilu serentak 2024 bisa berlangsung secara demokratis, jujur, dan adil.
Baca Juga Profil Tayyip Erdogan, Presiden yang Kembali Terpilih Pimpin Turki Hingga 20 Tahun
2. Presiden berkepentingan terselenggaranya pemilu dengan baik dan aman tanpa meninggalkan polarisasi atau konflik sosial di masyarakat.
3. Presiden ingin memimpin nasional ke depan dapat mengawal serta melanjutkan kebijakan-kebijakan strategis seperti pembangunan IKN, hilirisasi, transisi energi bersih, dan lain-lain.
4. Presiden mengharapkan seluruh peserta pemilu bisa berkompetisi secara free dan fair, karena itu Presiden akan menjaga netralitas TNI, Polri, dan ASN.
Baca Juga Fix! Media Argentina Kabarkan Lionel Messi Ikut Pertandingan Lawan Indonesia
5. Presiden ingin pemilih mendapat informasi dan berita yang berkualitas tentang peserta pemilu serta proses pemilu agar memperkuat kemampuan pemerintah untuk mencegah berita bohong/hoaks, dampak negatif AI, hingga black campaign yang tersebar di media sosial.
6. Terkait pilihan rakyat, Jokowi akan menghormati serta menerima pilihan masyarakat. Presiden juga akan membantu transisi kepemimpinan nasional dengan cara sebaik-baiknya. (Dwi Puja Arrahman)
Sumber: Berbagai Sumber