Baca Juga Kedapatan Bawa Gergaji Seorang Pemuda Diamankan Polisi
“Ini termasuk laporan penampakan oleh lebih dari 30 saksi mata, yang semuanya saya ajak bicara secara langsung. Dan saya menyimpulkan bahwa cara terbaik untuk menjelaskan apa yang mereka katakan kepada saya adalah kalau hominin non-sapiens telah bertahan di Flores hingga saat ini atau baru-baru ini.” imbuhnya.
Dia menulis bahwa warga lokal suku Lio yang mendiami pulau itu bercerita mengenai manusia yang berubah menjadi hewan saat mereka bergerak dan beradaptasi dengan lingkungan baru. Dia menyamakan makhluk itu dengan sejenis Lamarckisme, pewarisan karakteristik fisik yang didapat.
“Seperti yang diungkapkan oleh penelitian lapangan saya, perubahan yang dikemukakan seperti itu mencerminkan pengamatan lokal mengenai kesamaan dan perbedaan antara spesies nenek moyang dan keturunannya yang berbeda,” katanya.
Ia mengidentifikasi makhluk ini sebagai hewan, bukan manusia, tidak memiliki bahasa atau teknologi rumit yang dimiliki oleh manusia. Namun, mereka disebut sangat mirip sekali dengan manusia.
Baca Juga Pemkot Bandar Lampung Lanjutkan Pembangunan Jembatan Pulau Pasaran
“Bagi suku Lio, penampilan manusia-kera sebagai sesuatu yang bukan sepenuhnya manusia membuat makhluk itu menjadi anomali dan karenanya bermasalah dan mengusik,” ungkap Forth.
Diketahui, waktu terdekat hidup makhluk ini sekitar 50.000 tahun yang lalu. Tapi Forth mendesak agar pengetahuan dari para penduduk lokal Pulau Flores dimasukkan untuk menyelidiki evolusi hominin.
Sumber: cbnc.com