Baca Juga Ini Kronologis Warga Lampung Utara Tewas Ditembak Komplotan Pencuri Hewan Ternak
“Tapi harus mimin akui ya, minyak jelantah ini nih yang bikin nasi semakin gurih. Apalagi dipadukan dengan daging bebek empuk dan berempah gini, beuh makin berlipat-lipat ganda guys kenikmatannya,” ungkap narasi dalam video itu.
Menanggapi video itu, Spesialis Gizi Klinik dari Rs Pondok Indah-Puri Indah, Dr. Raissa Erwina Djuanda mengatakan jika terlalu banyak makanan berminyak bisa menimbulkan risio dislipidemia.
“Dislipidemia itu adalah penyakit kolesterol tinggi, memang dikaitkan dengan konsumsi minyak, lemak berlebihan,” katanya saat ditemui di bilangan Cikini, Jakarta, Rabu (18/1/2023).
Melansir melalui Medical News Today, dislipidemia terjadi ketika seseorang mempunyai kadar lipid abnormal dalam darah. Mengenai hal ini, kadar lipoprotein kepadatan rendah (LDL) atau kolesterol jahat di dalam darah cukup tinggi. LDL dikatakan jahat karena dapat menumpuk dan membentuk gumpalan atau plak di dinding arteri.
Baca Juga Warga Lampung Utara Tewas Ditembak Komplotan Pencuri Hewan Ternak
“Kolesterol naik perlu waspada karena bisa jadi salah satu faktor risiko (penyakit) jantung, strok. Kalau dibiarkan, pembuluh darah bisa akan pecah,” tegasnya.
Oleh karena itu, dia meminta agar masyarakat tidak terlalu sering mengonsumsi makanan berminyak, termasuk nasi minyak. Jika terus mengonsumsinya, sebisa mungkin setelah itu hindari makanan yang kembali mengandung banyak minyak.
Raissa menjelaskan bahwa asupan minyak sejatinya hanya 2 sendok makan setiap harinya. Jika berlebihan dapat meningkatkan kadar kolesterol jahat.
Oleh karena itu, ia menyarankan agar masyarakat menjaga pola makannya mengingat saat ini mulai terjadi pergeseran usia penyakit degeneratif seperti jantung dan strok. Raissa juga meminta supaya masyarakat rutin berolahraga untuk meningkatkan kadar kolesterol baik (HDL).