Baca Juga Jadi Orang Terkaya di Dunia, Begini Cara Bernard Arnault Habiskan Uangnya
Hasil penelitian menunjukkan bahwa mereka hidup sekitar 38.000-18.000 tahun lalu.
Melalui observasi, kerangka tulang manusia prasejarah tersebut menunjukkan bahwa manusia secara anatomi memiliki ukuran yang sangat kecil.
“Berdasarkan hasil analisis awal yang dilakukan oleh Peter Brown dari Universitas New England, Australia, didapat gambaran bahwa tinggi manusia ini hanya sekitar 106 cm dengan volume otak sekitar 380cc,”tulis Jatmiko dan Thomas Sutikno dalam Temuan Homo Floresiensis di Situs Liang Bua (2006).
Karena ukurannya yang kecil, manusia prasejarah ini juga sering disebut sebagai Hobit, merujuk pada karakter fiksi di karya populer.
Baca Juga Ramai di Indonesia, 3 Negara Ini Justru Larang Main Lato-lato
Tetapi, Teuko Jacob dari UGM, berpendapat bahwa penyebab Homo Floresiensis berukuran kecil disebabkan karena penyakit. Ia mengungkapkan kalau penemuan ini bukan jenis baru, alias masih termasuk dari spesies Homo Sapiens.
“Spesies baru manusia dari Flores itu sebenarnya manusia modern yang termasuk dalam spesies Homo sapiens dari ras Australomelanesid. Hanya saja menurutnya, fosil manusia Flores tampak istimewa karena menderita penyakit microchepali yang paling banyak diderita oleh masyarakat Flores,” jelas Teuku Jacob.
Dalam sebuah opini guna The Scientist yang mempromosikan bukunya berjudul Between Ape and Human, Gregory Forth berpendapat bahwa ahli paleontologi dan ilmuwan lain sudah mengabaikan pengetahuan pribumi dan kisah mengenai “manusia kera” yang hidup di hutan Flores.
“Tujuan saya dalam menulis buku ini adalah untuk menemukan penjelasan terbaik yaitu, yang paling rasional dan paling didukung secara empiris mengenai kisah dari suku Lio” tulis Forth, dikutip dari Ifl Science, Sabtu (14/1/2023).