Baca Juga Lagi Viral, Apa itu Nasi Minyak? Ahli Gizi Peringatkan Risiko Penyakit Ini
Filosofi Kue Keranjang dalam Perayaan Imlek
Menurut kepercayaan masyarakat Tionghoa, pada awalnya Kue Keranjang ini ditujukan untuk hidangan guna menyenangkan Dewa Tungku (竈君公 Cau Kun Kong) supaya membawa laporan yang menyenangkan kepada Raja Surga (玉皇上帝 Giok Hong Siang Te).
Selain dari itu, Kue Keranjang mempunyai makna yang mendalam. Bentuk Kue Keranjang yang bulat bermakna agar keluarga yang merayakan tahun baru Imlek tersebut dapat terus bersatu, rukun serta bulat tekad dalam menghadapi tahun selanjutnya yang akan datang.
Tidak hanya maknanya dari segi bentuk, seperti dilansir situs Humas Jateng, makna rasa Kue Keranjang yang manis ketika disantap melambangkan harapan bagi yang menyantap kue itu akan selalu keluar tutur kata yang baik ketika mulut berucap.
Di negeri asalnya, Cina, terdapat kebiasaan untuk menyantap Kue Keranjang terlebih dahulu ketika tahun baru Imlek guna mendapatkan keberuntungan. Sehabis menyantap Kue Keranjang Imlek, barulah mulai menyantap makanan lainnya seperti nasi dan makanan lainnya.
Baca Juga Sekolah di Lampung Barat Larang Murid Bawa Lato-lato
Sejarah Kue Keranjang
Dilansir melalui situs China Highlight, sejarah Kue Keranjang Imlek biasa dihubungkan dengan Legenda Dewa Dapur. Saat itu masyarakat Tionghoa, menggunakan kue untuk persembahan licik kepada Dewa Dapur, yang diyakini bersemayam di setiap rumah.
Menurut legenda, setiap tahunnya Dewa Dapur ini akan membuat laporan kepada Kaisar Giok. Masyarakat menawarkan Nian Gao atau Kue Keranjang untuk ‘tutup mulut’ guna mencegah Dewa Dapur mengejek rumah mereka. Oleh karena itu, Kue Keranjang atau Nian Gao dipersiapkan untuk persembahan sebelum tahun baru Imlek.
Menurut legenda lainnya, asal-usul Kue Keranjang atau Nian Gao muncul sejak 2.500 tahun lalu. Legenda menyebut, setelah kematian Jenderal dan Politikus Kerajaan Wu bernama WU Zixu, Raja Yue bernama Goujian menyerang ibu kota Wu. Hal ini membuat tentara dan warga Wu terjebak di kota yang pada saat itu tidak ada makanan dan membuat banyak orang sengsara mati kelaparan selama pengepungan.
Sebelum kematiannya, Wu Zixu sempat mengatakan jika dirinya membutuhkan makanan untuk bisa menggali tiga kaki di bawah tembok kota. Mengingat ucapan itu, para prajurit melakukan apa yang diperintahkan dan menemukan kalau pondasi tembok dibangun dari batu bata khusus yang terbuat dari tepung beras ketan. Akhirnya, fondasi itu berhasil menyelamatkan banyak orang dari kesengsaraan kelaparan.
Sejak pada saat itu, orang membuat Kue Keranjang atau Nian Gao setiap tahun guna memperingati Wu Zixu. Dalam perkembangannya, Kue Keranjang atau Nian Gao menjadi hidangan khas wajib untuk perayaan tahun baru Imlek.