2. Praktek perdukunan diam-diam
Menjadi warga yang jarang terlihat, Mbah Slamet juga diketahui mempunyai ladang milik kedua orangtuanya yang diurus oleh ayah tirinya. Hal tersebut tidak membuat warga sekitar curiga terhadap ladang milik Tohari.
“Tidak ada yang curiga, ladangnya tidak dekat juga dan tidak jauh juga, semua orang biasanya fokus di lahannya sendiri, tidak sama sekali ikut campur di lahan orang lain,” jelas Kepala Desa Balun.
Tambahnya, Mahbudiono yang rumahnya jauh dari rumah Mbah Slamet mengatakan bahwa ia pernah mendengar desas-desus Tohari menerima tamu dari luar kota.
Baca Juga 12 Jenazah Korban Dukun Penggandaan Uang Ditemukan, 2 Diduga Pasutri Asal Lampung
Tohari atau Mbah Slamet menerima tamu dari luar kota dengan jadwal yang tidak pasti, dan warga sekitar tidak melapor karena tidak mengetahui.
3. Kecurigaan kepala desa sejak tahun 2022
Akan tetapi, uniknya sang Kepala Desa mengakui bahwa ia mendengar informasi tentang kesibukan sang warga yang ditahan Polres Banjarnegara itu.
“Tetapi, saya dengar informasi sekitar tahun 2002 (2022, red) dari seorang yang berasal dari Pekalongan, bahwa Tohari adalah seorang dukun Pengganda Uang” ungkap Mahbudiono.
Baca Juga Karomani Sebut Kadis Pendidikan Provinsi Lampung Rajin Menyetor Selama 3 Tahun
Seseorang dari Pekalongan pernah menghampiri Mahbudiono yang merupakan Kepala Desa Balun dan bercerita bahwa ia mulai kesal menunggu hasil kerja dari Mbah Slamet yang merupakan dukun Pengganda Uang.
“Orang tersebut cerita sudah setor mahar, tapi hasilnya tidak kunjung diterima. Orangnya ya kecewa,” tutur Kepala Desa Balun tersebut.
Hingga kini, kasus pembunuhan Mbah Slamet terhadap 12 korban masih dalam penyelidikan kepolisian, dan mungkin saja korban dapat bertambah lagi. (Dwi Puja Arrahman)