Bechannel – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif memberi penjelasan terkait ekspor pasir laut yang diizinkan Presiden Jokowi adalah hasil sedimen atau pengendapan. Sedimen itu menyebabkan pendangkalan sehingga membahayakan alur pada pelayaran.
Ia menyebut bahwa di saluran-saluran tambang banyak terjadi pendangkalan sehingga mengganggu alur pelayaran. Jadi, ia tidak melihat ada masalah terkait dibukanya kembali ekspor pasir laut.
“Karena sedimen itu kan bikin pendangkalan alur pelayaran dan membahayakan alur pelayaran,” kata Arifin Tasrif, Rabu, 31 Mei 2023.
Baca Juga Apa Itu Cawe-cawe? Kata yang Beberapa Kali Diucapkan Presiden Jokowi
“Nah itu supaya dapat menjaga alur pelayaran maka didalami lagi (salurannya). Sedimen tersebut yang lebih bagus dilempar keluar daripada ditaruh tempat kita juga,” lanjutnya.
Ia tidak menyangkal ekspor pasir laut dapat merusak lingkungan. Oleh sebab itu, dalam pelaksanaannya nanti ESDM akan bekerjasama dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) agar tidak berdampak buruk pada lingkungan.
Mengenai lokasi yang pasirnya bisa dikeruk, Arifin mengatakan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) yang memiliki datanya.
Baca Juga 5 Fakta di Balik Kasus Penganiayaan Dua ART di Bandar Lampung, Walikota Eva Dwiana Beri Tanggapan
Ia menjelaskan bahwa kapal-kapal besar yang mempunyai nilai ekonomis tinggi jadi mengalami keterbatasan lantaran adanya pendangkalan kedalaman. Akibatnya, kapal-kapal jumbo tidak dapat lewat dan pengusaha harus mengeluarkan uang lebih banyak untuk pengangkutan.
Arifin belum mempunyai hitung-hitungan ekonomi mengenai potensi ekspor pasir laut RI. Tetapi ia menilai pengendapan itu membahayakan pelayaran. Kalaupun sedimennya dikeruk, tentu terdapat biaya tambahan.
“Kalau itu mengendap, jadi apa? Sedimen saja serta membahayakan alur pelayaran. Kan dikeruk ada ongkosnya, ada nilainya juga dong. Makanya ada yang mau nggak? Supply-demand pasti ada. Singapura pasti butuh (impor pasir laut),” tutupnya. (Dwi Puja Arrahman)