Bunda Eva menyebut, pernikahan dini menjadi salah satu penyebab adanya kasus stunting di Kota Bandar Lampung.
“Dan anak-anak ini akan mensosialisasikan supaya tidak adanya pernikahan dini dan mensosialisasikan supaya warga masyarakat untuk rajin membawa anak-anaknya ke puskesmas, ke rumah sakit dan juga pemberian asupan gizi yang baik buat anak-anak yang ada di Kota Bandar Lampung, terutama balita,” tutupnya.
Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Lampung, Nurizky Permanajati menjelaskan bahwa Kota Bandar Lampung menjadi salah satu contoh wilayah yang cepat dalam mengatasi penurunan stunting.
Baca Juga Mahasiswa Unila Unjuk Rasa di Tugu Adipura, Keluarkan 4 Tuntutan ke Arinal-Nunik
“Di Lampung sudah 15,2 persen (2022), itu termasuk terbaik ke-3 nasional, itu sudah cukup baik, tinggal beberapa daerah saja menjadi fokus kita agar penurunan stunting sesuai arahan pak presiden bisa kehambat,” kata Nurizky.
Kedepannya, ia berharap penurunan stunting di Lampung bisa terus bertambah hingga menjadi 10 persen di tahun berikutnya.
Baca Juga Unjuk Rasa Mahasiswa Unila Berlangsung Kondusif Disertai Hujan Gerimis
“Salah satunya yang masih tinggi (di Lampung) itu pesawaran, kemudian Lampung Utara. Harapan kita tahun 2023 ini bisa turun lagi,” ujarnya.
“Sesuai arahan dari Perpres (Peraturan Presiden) Nomor 72, kita melakukan pencegahan stunting dari hulu, kita mulai pendampingan dari remaja, calon pengantin, ibu hamil, ibu menyusui sampai dengan balita,” pungkasnya. (Dwi Puja Arrahman)